Jumat, 15 Februari 2008

Sabda Quran

PANGGILAN ke Kabah

TELAAH ATAS QS 2 : 79 DAN 5 :13

QS 2 : 79 :Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al-Kitab
dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: "INI DARI ALLAH ", (dengan
maksud) untuk MEMEPROLEH KEUNTUNGAN yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka
KECELAKAAN BESARLAH bagi mereka, akibat dari apa yang DITULIS OLEH TANGAN MEREKA
SENDIRI, dan kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka
kerjakan.

QS 5 : 13 :"Mereka suka MERUBAH PERKATAAN ALLAH DARI TEMPAT-TEMPATNYA".

ke 2 ayat ini untuk menuduh bahwa Yahudi dan Nasrani telah merubah kitab suci
mereka.

Namun uniknya, ayat-ayat teguran ini justru dapat ditujukan kepada Al-Quran
perhatikan :

1. Ini dari Allah : bukankah nabi Muhammad SAW juga menyatakan "ini (qur’an)
dari Allah", yang didiktekan kepadanya oleh Jibril

2. Ini dari Allah : Bukankah Usman dkk menyusun Al’qur’an lalu dikatakan ini qur’an
dari Allah yang paling benar. Sementara yang lainnya dinyatakan salah makanya
harus dibakar dan dimusnahkan.

3. Menulis dengan tangan mereka : bukankah Usman dkk menulis al-qur’an dengan
tangan mereka sendiri

4. Memperoleh keuntungan: bukankah nabi SAW memperoleh keuntungan dengan dapat
mengawini istri anak angkatnya sendiri dan memperistri lebih dari 4 wanita

5. Memperoleh keuntungan : bukankah Usman memperoleh keuntungan dengan dianggap
berjasa menyalin Al-qur’an

6. Memperoleh keuntungan: bukankah Arab memperoleh keuntungan finansial dengan
membanjirnya jamaah dari seluruh dunia setiap tahunnya

7. Maka "kecelakaan besarlah bagi mereka" : nabi Muhammad SAW meninggal karena
diracun oleh seorang wanita Yahudi di Khaibar

8. Maka "kecelakaan besarlah bagi mereka" : Umar meninggal karena dibunuh
didalam masjid

9. Maka "kecelakaan besarlah bagi mereka" : Usman meninggal ditikam di rumah
kediamannya.

10. Maka "kecelakaan besarlah bagi mereka" : 4 Desember 1974 : 191 jemaah haji
asal Indonesia meninggal ketika pesawat Dutch DC-8 yang membawa pulang ke tanah
air mengalami kecelakaan di Srilanka

11. Maka "kecelakaan besarlah bagi mereka" : Juli 1987 : 400 jemaah haji
meninggal, terutama berasal dari jemaah Shiah Iran, setelah mereka terlibat
pertempuran dengan tentara Kerajaan Arab Saudi

12. Maka "kecelakaan besarlah bagi mereka" : 2 Juli 1990 : 1.426 jemaah haji
meninggal akibat saling injak di Haratul Lisan (terowongan Mina), dari jumlah
tsb. 649 orang berasal dari Indonesia.

13. Maka "kecelakaan besarlah bagi mereka" : Juli 1991 : 261 jemaah haji asal
Nigeria meninggal setelah pesawat yang mengangkut mereka pulang mengalami
kecelakaan.

14. Maka "kecelakaan besarlah bagi mereka" : 23 Mei 1994 : 270 jemaah haji
meninggal akibat berdesak-desakan saat melempar jumrah di Mina. Dari jumlah tsb,
6 orang berasal dari Indoensia.

15. Maka "kecelakaan besarlah bagi mereka" : 15 April 1997 : 340 jemaah
meninggal dan 1.500 lainnya luka-luka akibat kebakaran yang menimpa tenda-tenda
jemaah di Mina. Sejak peristiwa itu, mulai digunakan tenda antiapi.

16. Maka "kecelakaan besarlah bagi mereka" : 9 April 1998 : 180 jemaah haji
meninggal akibat berdesak-desakan di dekat Mekah saat menjelang akhir
pelaksanaan ibadah haji.

17. Maka "kecelakaan besarlah bagi mereka" : Maret 2001 : 35 orang jemaah haji
meninggal, juga dalam ritual melempar jumrah di Mina.

18. Maka "kecelakaan besarlah bagi mereka" : Februari 2003 : 35 jemaah haji
meninggal saat melempar jumrah di Mina.

19. Maka "kecelakaan besarlah bagi mereka" : 1 Februari 2004 : 244 jemaah haji
meninggal dan 244 lainnya luka- akibat berdesak-desakan saat melempar jumrah di
Jamarat Mina.

20. Merubah perkataan Allah dari tempat-tempatnya : bukankah ayat-ayat qur’an
juga sudah dirubah-rubah tempatnya, dari urutan kronologis, menjadi urutan acak,
setelah diacak masih ada penyisipan ayat baru dan penghapusan ayat-ayat lama,
terakhir dibundel hanya atas dasar panjang pendeknya sura.

MUNGKIN inilah bukti bahwa ayat-ayat diatas adalah teguran sekaligus nubuatan
dari Allah SWT sendiri terhadap muslim?!

SEJARAH PEMBUATAN QURAN

SEJARAH PENGKAJIAN QURAN

Pengkajian sejarah Alquran bukan hanya dimaksudkan untuk mengungkap dimensi-dimensi
tersembunyi yang selama ini tak terpikirkan oleh umat Islam, tapi juga merupakan
modal intelektual untuk memahami kitab suci.

Sebagian besar kaum Muslim meyakini bahwa Alquran dari halaman pertama hingga
terakhir merupakan kata-kata Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad secara
verbatim, baik kata-katanya (lafdhan) maupun maknanya (ma'nan). Kaum Muslim juga
meyakini bahwa Alquran yang mereka lihat dan baca hari ini adalah persis seperti
yang ada pada masa Nabi lebih dari seribu empat ratus tahun silam.

Keyakinan semacam itu sesungguhnya lebih merupakan formulasi dan angan-angan
teologis (al-khayal al-dini) yang dibuat oleh para ulama sebagai bagian dari
formalisasi doktrin-doktrin Islam. Hakikat dan sejarah penulisan Alquran sendiri
sesungguhnya penuh dengan berbagai nuansa yang delicate (rumit), dan tidak sunyi
dari perdebatan, pertentangan, intrik, dan rekayasa.

Alquran dalam bentuknya yang kita kenal sekarang sebetulnya adalah sebuah
inovasi yang usianya tak lebih dari 79 tahun. Usia ini didasarkan pada upaya
pertama kali kitab suci ini dicetak dengan percetakan modern dan menggunakan
standar Edisi Mesir pada tahun 1924. Sebelum itu, Alquran ditulis dalam beragam
bentuk tulisan tangan (rasm) dengan teknik penandaan bacaan (diacritical marks)
dan otografi yang bervariasi.

Hadirnya mesin cetak dan teknik penandaan bukan saja membuat Alquran menjadi
lebih mudah dibaca dan dipelajari, tapi juga telah membakukan beragam versi
Alquran yang sebelumnya beredar menjadi satu standar bacaan resmi seperti yang
kita kenal sekarang.

Pencetakan Edisi Mesir itu bukanlah yang pertamakali dalam upaya standarisasi
versi-versi Alquran. Sebelumnya, para khalifah dan penguasa Muslim juga turun-tangan
melakukan hal yang sama, kerap didorong oleh keinginan untuk menyelesaikan
konflik-konflik bacaan yang muncul akibat beragamanya versi Alquran yang beredar.

Tapi pencetakan tahun 1924 itu adalah ikhtiyar yang luar biasa, karena upaya ini
merupakan yang paling berhasil dalam sejarah kodifikasi dan pembakuan Alquran
sepanjang masa. Terbukti kemudian, Alquran Edisi Mesir itu merupakan versi
Alquran yang paling banyak beredar dan digunakan oleh kaum Muslim.

Keberhasilan penyebarluasan Alquran Edisi Mesir tak terlepas dari unsur
kekuasaan. Seperti juga pada masa-masa sebelumnya, kodifikasi dan standarisasi
Alquran adalah karya institusi yang didukung oleh --dan menjadi bagian dari
proyek-- penguasa politik. Alasannya sederhana, sebagai proyek amal (non-profit),
publikasi dan penyebaran Alquran tak akan efektif jika tidak didukung oleh
lembaga yang memiliki dana yang besar.

Apa yang telah dilakukan oleh pemerintah Saudi Arabia mencetak ratusan ribu kopi
Alquran sejak tahun 1970-an merupakan bagian dari proyek amal yang sekaligus
juga merupakan upaya penyuksesan standarisasi kitab suci. Kendati tidak seperti
Uthman bin Affan yang secara terang-terangan memerintahkan membakar seluruh
versi (mushaf) Alquran yang bukan miliknya (kendati tidak benar-benar berhasil),
tindakan penguasa Saudi membanjiri pasar Alquran hanya dengan satu edisi,
menutupi dan perlahan-lahan menyisihkan edisi lain yang diam-diam masih beredar
(khususnya di wilayah Maroko dan sekitarnya).

Agaknya, tak lama lagi, di dunia ini hanya ada satu versi Alquran, yakni versi
yang kita kenal sekarang ini. Dan jika ini benar-benar terwujud (entah kapan),
maka itulah pertama kali kaum Muslim (baru) boleh mendeklarasikan bahwa mereka
memiliki satu Alquran yang utuh dan seragam.

Edisi Mesir adalah salah satu dari ratusan versi bacaan Alquran (qiraat) yang
beredar sepanjang sejarah perkembangan kitab suci ini. Edisi itu sendiri
merupakan satu versi dari tiga versi bacaan yang bertahan hingga zaman modern.
Yakni masing-masing, versi Warsh dari Nafi yang banyak beredar di Madinah, versi
Hafs dari Asim yang banyak beredar di Kufah, dan versi al-Duri dari Abu Amr yang
banyak beredar di Basrah. Edisi Mesir adalah edisi yang menggunakan versi Hafs
dari Asim.

Versi bacaan (qiraat) adalah satu jenis pembacaan Alquran. Versi ini muncul pada
awal-awal sejarah Islam (abad pertama hingga ketiga) akibat dari beragamnya cara
membaca dan memahami mushaf yang beredar pada masa itu. Mushaf adalah istilah
lain dari Alquran, yakni himpunan atau kumpulan ayat-ayat Allah yang ditulis dan
dibukukan.

Sebelum Uthman bin Affan (w. 35 H), khalifah ketiga, memerintahkan satu
standarisasi Alquran yang kemudian dikenal dengan "Mushaf Uthmani," pada masa
itu telah beredar puluhan --kalau bukan ratusan-- mushaf yang dinisbatkan kepada
para sahabat Nabi. Beberapa sahabat Nabi memiliki mushafnya sendiri-sendiri yang
berbeda satu sama lain, baik dalam hal bacaan, susunan ayat dan surah, maupun
jumlah ayat dan surah.

Ibn Mas'ud, seorang sahabat dekat Nabi, misalnya, memiliki mushaf Alquran yang
tidak menyertakan surah al-Fatihah (surah pertama). Bahkan menurut Ibn Nadiem (w.
380 H), pengarang kitab al-Fihrist, mushaf Ibn Mas'ud tidak menyertakan surah
113 dan 114. Susunan surahnyapun berbeda dari Alquran yang ada sekarang.
Misalnya, surah keenam bukanlah surah al-An'am, tapi surah Yunus.

Ibn Mas'ud bukanlah seorang diri yang tidak menyertakan al-Fatihah sebagai
bagian dari Alqur'an. Sahabat lain yang menganggap surah "penting" itu bukan
bagian dari Alquran adalah Ali bin Abi Thalib yang juga tidak memasukkan surah
13, 34, 66, dan 96. Hal ini memancing perdebatan di kalangan para ulama apakah
al-Fatihah merupakan bagian dari Alquran atau ia hanya merupakan "kata pengantar"
saja yang esensinya bukanlah bagian dari kitab suci.

Salah seorang ulama besar yang menganggap al-Fatihah bukan sebagai bagian dari
Alquran adalah Abu Bakr al-Asamm (w. 313 H). Dia dan ulama lainnya yang
mendukung pandangan ini berargumen bahwa al-Fatihah hanyalah "ungkapan liturgis"
untuk memulai bacaan Alqur'an. Ini merupakan tradisi populer masyarakat
Mediterania pada masa awal-awal Islam. Sebuah hadis Nabi mendukung fakta ini: "siapa
saja yang tidak memulai sesuatu dengan bacaan alhamdulillah [dalam hadis lain
bismillah] maka pekerjaannya menjadi sia-sia."

Perbedaan antara mushaf Uthman dengan mushaf-mushaf lainnya bisa dilihat dari
komplain Aisyah, isteri Nabi, yang dikutip oleh Jalaluddin al-Suyuthi dalam
kitabnya, al-Itqan, dalam kata-kata berikut: "pada masa Nabi, surah al-Ahzab
berjumlah 200 ayat. Setelah Uthman melakukan kodifikasi, jumlahnya menjadi
seperti sekarang [yakni 73 ayat]." Pandangan Aisyah juga didukung oleh Ubay bin
Ka'b, sahabat Nabi yang lain, yang di dalam mushafnya ada dua surah yang tak
dijumpai dalam mushaf Uthman, yakni surah al-Khal' dan al-Hafd.

Setelah Uthman melakukan kodifikasi dan standarisasi, ia memerintahkan agar
seluruh mushaf kecuali mushafnya (Mushaf Uthmani) dibakar dan dimusnahkan.
Sebagian besar mushaf yang ada memang berhasil dimusnahkan, tapi sebagian
lainnya selamat. Salah satunya, seperti kerap dirujuk buku-buku 'ulum al-Qur'an,
adalah mushaf Hafsah, salah seorang isteri Nabi, yang baru dimusnahkan pada masa
pemerintahan Marwan ibn Hakam (w. 65 H) beberapa puluh tahun kemudian.

Sebetulnya, kendati mushaf-mushaf para sahabat itu secara fisik dibakar dan
dimusnahkan, keberadaannya tidak bisa dimusnahkan dari memori mereka atau para
pengikut mereka, karena Alquran pada saat itu lebih banyak dihafal ketimbang
dibaca. Inilah yang menjelaskan maraknya versi bacaan yang beredar pasca-kodifikasi
Uthman. Buku-buku tentang varian-varian bacaan (kitab al-masahif) yang muncul
pada awal-awal abad kedua dan ketiga hijriah, adalah bukti tak terbantahkan dari
masih beredarnya mushaf-mushaf klasik itu. Dari karya mereka inilah, mushaf-mushaf
sahabat yang sudah dimusnahkan hidup kembali dalam bentuk fisik (teks tertulis).

Sejarah penulisan Alqur'an mencatat nama-nama Ibn Amir (w. 118 H), al-Kisai (w.
189 H), al-Baghdadi (w. 207 H); Ibn Hisyam (w. 229 H), Abi Hatim (w. 248 H), al-Asfahani
(w. 253 H) dan Ibn Abi Daud (w. 316 H) sebagai pengarang-pengarang yang
menghidupkan mushaf-mushaf klasik dalam karya masahif mereka (umumnya
diberijudul kitab al-masahif atau ikhtilaf al-masahif). Ibn Abi Daud berhasil
mengumpulkan 10 mushaf sahabat Nabi dan 11 mushaf para pengikut (tabi'in)
sahabat Nabi.

Munculnya kembali mushaf-mushaf itu juga didorong oleh kenyataan bahwa mushaf
Uthman yang disebarluaskan ke berbagai kota Islam tidak sepenuhnya lengkap
dengan tanda baca, sehingga bagi orang yang tidak pernah mendengar bunyi sebuah
kata dalam Alquran, dia harus merujuk kepada otoritas yang bisa melafalkannya.
Dan tidak sedikit dari pemegang otoritas itu adalah para pewaris varian bacaan
non-Uthmani.

Otoritas bacaan bukanlah satu-satunya sumber yang menyebabkan banyaknya varian
bacaan. Jika otoritas tidak dijumpai, kaum Muslim pada saat itu umumnya
melakukan pilihan sendiri berdasarkan kaedah bahasa dan kecenderungan
pemahamannya terhadap makna sebuah teks. Dari sinilah kemudian muncul beragam
bacaan yang berbeda akibat absennya titik dan harakat (scripta defectiva).
Misalnya bentuk present (mudhari') dari kata a-l-m bisa dibaca yu'allimu, tu'allimu,
atau nu'allimu atau juga menjadi na'lamu, ta'lamu atau bi'ilmi.

Yang lebih musykil adalah perbedaan kosakata akibat pemahaman makna, dan bukan
hanya persoalan absennya titik dan harakat. Misalnya, mushaf Ibn Mas'ud
berulangkali menggunakan kata "arsyidna" ketimbang "ihdina" (keduanya berarti "tunjuki
kami") yang biasa didapati dalam mushaf Uthmani. Begitu juga, "man" sebagai
ganti "alladhi" (keduanya berarti "siapa"). Daftar ini bisa diperpanjang dengan
kata dan arti yang berbeda, seperti "al-talaq" menjadi "al-sarah" (Ibn Abbas), "fas'au"
menjadi "famdhu" (Ibn Mas'ud), "linuhyiya" menjadi "linunsyira" (Talhah), dan
sebagainya.

Untuk mengatasi varian-varian bacaan yang semakin liar, pada tahun 322 H,
Khalifah Abbasiyah lewat dua orang menterinya Ibn Isa dan Ibn Muqlah,
memerintahkan Ibn Mujahid (w. 324 H) melakukan penertiban. Setelah membanding-bandingkan
semua mushaf yang ada di tangannya, Ibn Mujahid memilih tujuh varian bacaan dari
para qurra ternama, yakni Nafi (Madinah), Ibn Kathir (Mekah), Ibn Amir (Syam),
Abu Amr (Bashrah), Asim, Hamzah, dan Kisai (ketiganya dari Kufah). Tindakannya
ini berdasarkan hadis Nabi yang mengatakan bahwa "Alquran diturunkan dalam tujuh
huruf."

Tapi, sebagian ulama menolak pilihan Ibn Mujahid dan menganggapnya telah semena-mena
mengesampingkan varian-varian lain yang dianggap lebih sahih. Nuansa politik dan
persaingan antara ulama pada saat itu memang sangat kental. Ini tercermin
seperti dalam kasus Ibn Miqsam dan Ibn Shanabudh yang pandangan-pandangannya
dikesampingkan Ibn Mujahid karena adanya rivalitas di antara mereka, khususnya
antara Ibn Mujahid dan Ibn Shanabudh.

Bagaimanapun, reaksi ulama tidak banyak punya pengaruh. Sejarah membuktikan
pandangan Ibn Mujahid yang didukung penguasa itulah yang kini diterima orang
banyak (atau dengan sedikit modifikasi menjadi 10 atau 14 varian). Alquran yang
ada di tangan kita sekarang adalah salah satu varian dari apa yang dipilihkan
oleh Mujahid lewat tangan kekuasaan. Yakni varian bacaan Asim lewat Hafs.
Sementara itu, varian-varian lain, tak tentu nasibnya. Jika beruntung, ia dapat
dijumpai dalam buku-buku studi Alquran yang sirkulasi dan pengaruhnya sangat
terbatas.

Apa yang bisa dipetik dari perkembangan sejarah Alquran yang saya paparkan
secara singkat di atas? Para ulama, khususnya yang konservatif, merasa khawatir
jika fakta sejarah semacam itu dibiarkan diketahui secara bebas. Mereka bahkan
berusaha menutup-nutupi dan mengaburkan sejarah, atau dengan memberikan apologi-apologi
yang sebetulnya tidak menyelesaikan masalah, tapi justru membuat permasalahan
baru.

Misalnya, dengan menafsirkan hadis Nabi "Alquran diturunkan dalam tujuh huruf"
dengan cara menafsirkan "huruf" sebagai bahasa, dialek, bacaan, prononsiasi, dan
seterusnya yang ujung-ujungnya tidak menjelaskan apa-apa. Saya sependapat dengan
beberapa sarjana Muslim modern yang mengatakan bahwa kemungkinan besar hadis itu
adalah rekayasa para ulama belakangan untuk menjelaskan rumitnya varian-varian
dalam Alquran yang beredar. Tapi, alih-alih menjelaskan, ia malah justru
mengaburkan.

Mengaburkan karena jumlah huruf (bahasa, dialek, bacaan, prononsiasi), lebih
dari tujuh. Kalau dikatakan bahwa angka tujuh hanyalah simbol saja untuk
menunjukkan "banyak," ini lebih parah lagi, karena menyangkut kredibilitas Tuhan
dalam menyampaikan ayat-ayatnya.

Apakah kita mau mengatakan bahwa setiap varian bacaan, baik yang berbeda
kosakata dan pengucapan (akibat dari jenis penulisan dan tatabahasa) merupakan
kata-kata Tuhan secara verbatim (apa adanya)? Jika tidak terkesan rewel dan
simplistis, pandangan ini jelas tak bertanggungjawab, karena ia mengabaikan
fakta kaum Muslim pada awal-awal sejarah Islam yang sangat dinamis.

Lalu, bagaimana dengan keyakinan bahwa Alquran dari surah al-Fatihah hingga al-Nas
adalah kalamullah (kata-kata Allah) yang diturunkan kepada Nabi baik kata dan
maknanya (lafdhan wa ma'nan)? Seperti saya katakan di atas, keyakinan semacam
ini hanyalah formula teologis yang diciptakan oleh para ulama belakangan. Ia
merupakan bagian dari proses panjang pembentukan ortodoksi Islam.

Saya cenderung meyakini bahwa Alquran pada dasarnya adalah kalamullah yang
diwahyukan kepada Nabi tapi kemudian mengalami berbagai proses "copy-editing"
oleh para sahabat, tabi'in, ahli bacaan, qurra, otografi, mesin cetak, dan
kekuasaan. Proses-proses ini pada dasarnya adalah manusiawi belaka dan merupakan
bagian dari ikhtiyar kaum Muslim untuk menyikapi khazanah spiritual yang mereka
miliki. bukan jatuh dari langit, gedebuuuuk!

TANYA JAWAB

TANYA JAWAB

Quote: Tuhankah Yesus itu?

JAWAB :

Yang harus kita perhatikan dalam mempelajari Hakekat Yesus Kristus adalah :

• Ada banyak bukti dalam Alkitab yang menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan (Kurios/Adonai),

dan Yesus disebut sebagai Tuhan (Theos/Tuhan & YHVH), bahkan sebelum Yesus Naik
ke Surga.

• Ada Banyak bukti dalam Alkitab yang menyatakan bahwa Yesus adalah manusia.

Tetapi ayat-ayat yang menyatakan kemanusiaan Yesus tidak boleh digunakan untuk
menyerang

keberadaan Yesus sebagai Tuhan. Demikian pula sebaliknya, ayat-ayat yang
menyatakan

Ke-Tuhanan Yesus tidak boleh digunakan untuk menyerang keberadaan Yesus sebagai
Manusia.

Quote: KETUHANAN YESUS PATUT DIPERTANYAKAN!!

SIFAT-SIFAT TUHAN DIPERBANDINGKAN DENGAN YESUS

1) Tuhan mengabulkan doa

- "TUHAN itu jauh dari pada orang fasik, tetapi doa orang benar didengarNya"(Ams
15:29)

Yesus sendiri berdoa:

- "Kemudian Ia menjauhkandiri dari mereka kira-kira sepelempar batu jaraknya,
lalu ia berlutut dan berdo’a…" (Luk 22:41)

- "Ia maju sedikit, merebahkan diri ke tanah dan berdo’a" (Mark 14:35)

- "Maka Ia maju sedikit lalu sujud dan berdo’a..." (Mat 26:39)

JAWAB :

Definisi doa adalah adalah sebagai berikut : Hubungan persekutuan dengan Tuhan,
atau lebih tepatnya Doa adalah komunikasi pribadi dengan Tuhan.

Yesus memberikan teladan bagi murid-muridNya, bahwa Yesus suka berdoa.

Pengajaran dan contoh yang konkrit agar kita selalu berdoa dan mengikuti
kehendak Tuhan Yang Mahakuasa .

Bagi Yesus, tujuan tujuan perjalanan-nya (Yunaninya exodos; Lukas 9:31) dicapai
dengan cara mengajar, menyembuhkan orang-orang yang menderita, menjauhkan mereka
dari kuasa yang jahat, mengajarkan kepada orang banyak siapa Yang Mahakuasa.

1) Tuhan mengabulkan doa

- "TUHAN itu jauh dari pada orang fasik, tetapi doa orang benar didengarNya" (Ams
15:29)

Yesus sendiri berdoa:

- "Kemudian Ia menjauhkandiri dari mereka kira-kira sepelempar batu jaraknya,
lalu ia berlutut dan berdo’a…" (Luk 22:41)

- "Ia maju sedikit, merebahkan diri ke tanah dan berdo’a" (Mark 14:35)

- "Maka Ia maju sedikit lalu sujud dan berdo’a..." (Mat 26:39)

JAWAB :

Definisi doa adalah adalah sebagai berikut : Hubungan persekutuan dengan Tuhan,
atau lebih tepatnya Doa adalah komunikasi pribadi dengan Tuhan. Yesus memberikan
teladan bagi murid-muridNya, bahwa Yesus suka berdoa. Pengajaran dan contoh yang
konkrit agar kita selalu berdoa dan mengikuti kehendak Tuhan Yang Mahakuasa .
Bagi Yesus, tujuan tujuan perjalanan-nya (Yunaninya exodos; Lukas 9:31) dicapai
dengan cara mengajar, menyembuhkan orang-orang yang menderita, menjauhkan mereka
dari kuasa yang jahat, mengajarkan kepada orang banyak siapa Yang Mahakuasa.

Pertanyaannya; Yesus itu sendiri adalah Tuhan kok pakai berdoa segala?

Inilah yang saya maksud dengan posting sebelumnya "ayat-ayat yang menyatakan
kemanusiaan

Yesus tidak boleh digunakan untuk menyerang keberadaan Yesus sebagai Tuhan.

Demikian pula sebaliknya, ayat-ayat yang menyatakan Ke-Tuhanan Yesus tidak boleh
digunakan untuk menyerang keberadaan Yesus sebagai Manusia.

Dan juga tulisan diatas mengenai pengertian "menjelma" tidak berarti di Surga
tidak ada Tuhan.

Doa Yesus di Getsemani juga sebagai persiapan Yesus untuk menghadapi siksa salib.

Perlu dipahami perendahan diri Yesus ('kenosis'). Artinya, dalam keadaanNya
sebagai manusia, ada hal-hal yang bersifat kemanusiawian yang harus dipikul oleh
Yesus. Dalam hal ini, Ia telah membuat diriNya menjadi lebih rendah dari BapaNya,
dalam tubuh manusia, Yesus memiliki keterbatasan untuk sementara waktu.

* Ibrani 2:9

Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada
malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut,
dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Tuhan Ia
mengalami maut bagi semua manusia.

* Filipi 2:5-11

2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang
terdapat juga dalam Kristus Yesus,

2:6 yang walaupun dalam rupa Tuhan, tidak menganggap kesetaraan dengan Tuhan itu
sebagai milik yang harus dipertahankan,

2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang
hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat
sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

2:9 Itulah sebabnya Tuhan sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya
nama di atas segala nama,

2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang
ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,

2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan
Tuhan, Bapa!

Quote:

2) Tuhan Maha kuasa mutlak atas segala sesuatu (II Kor 6:18)

Yesus tidak berkuasa sama sekali:

- "Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diriKu sendiri"(Yoh 5:30)

- "Ia tidak dapat mengadakan satu mukjizat pun di sana" (Mar 6:5)

- Ketika Herodes melihat Yesus, ia sangat girang. Sebab sudah lama ia ingin
melihatNya, karena ia sering mendengar tentang Dia, lagi pula ia mengharapkan
melihat bagaimana Yesus meng-adakan suatu tanda. Ia mengajukan banyak per-tanyaan
kepada Yesus, tetapi Yesus tidak mem-beri jawab kepadanya" (Luk 23:8,9)

- "Karena sekalipun Ia telah disalibkan oleh karena kelemahan"(II Kor 13:4)

- "Cawanku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kananKu atau di
sebelah kiriKu, Aku tidak berhak memberikannya" (Mat 20:23)

- "Ya Bapaku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaKu,
tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau
kehendaki" (Mat 26:39)

JAWAB :

Hal tersebut berkaitan dengan KENOSIS dari Tuhan Yesus Kristus yang sudah
dijelaskan pada No. 1

* Yohanes 5:30,

"Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai
dengan apa yang

Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menurut kehendak diri-Ku
sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus aku."

OU DUNAMAI EGÔ POIEIN AP EMAUTOU OUDEN KATHÔS AKOUÔ KRINÔ KAI HÊ KRISIS HÊ EMÊ
DIKAIA ESTIN HOTI OU ZÊTÔ TO THELÊMA TO EMON ALLA TO THELÊMA TOU PEMPSANTOS ME
PATROS

Penghakiman Tuhan adalah penghakiman yang sempurna. Hanya Tuhan saja yang suci,
dan karena itu hanya

Dia saja yang mengetahui ukuran yang benar untuk menghakimi orang. Hanya Tuhan
saja yang secara

sempurna mengasihi, dan hanya Dia saja yang melakukan penghakiman dengan belas
kasih. Di dalam belas

kasih itulah semua penghakiman yang benar dilakukan. Hanya Tuhan saja yang
MENGETAHUI secara

sempurna dan penuh, dan penghakiman itu bisa disebut sempurna apabila semua HAL
YANG BERSANGKUTAN

dengan itu dipertimbangkan. Pertimbangan Yesus sebagai yang berhak menghakimi
didasarkan

pada pengakuan bahwa di dalam diri-Nya terdapat pikiran Tuhan yang sempurna.
Yesus tidak

menghakimi berdasarkan motivasi manusiawi yang mungkin sulit dihindarkan. Yesus
melakukan

penghakiman dengan kesucian, kasih dan simpati Tuhan yang sempurna.

Sumber : Yohannes/Biblika

Quote:

"Ia tidak dapat mengadakan satu mukjizatpun disana" (Mar 6:5);

JAWAB :

Yesus tidak dapat membuat mujizat karena ketidak percayaan penduduk Nazareth (Markus
6 : 1 – 6a).

Ini bukan berarti Yesus tidak mampu. Sama seperti jika seorang dosen berkata, "Saya
tidak dapat

meluluskan kamu karena kamu tidak ikut ujian". Bukan berarti bahwa dosen
tersebut

tidak mampu meluluskan mahasiswa tersebut khan?

Quote:

"Cawanku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan Ku atau di
sebelah kiriKu, Aku tidak berhak memberikannya" (mat 20:23);

"Ya Bapaku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaKu,
tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau
kehendaki" (Mat 26:39)

JAWAB :

Tentang Yesus menderita tidak menunjukkan Dia tidak maha kuasa. Yesus kalau mau
bisa saja membuat diriNya tidak menderita, bahkan tidak mengalami proses
penyaliban tersebut. Injil juga memberikan adanya KEMAMPUAN YESUS UNTUK
MELOLOSKAN DIRI DARI PENGEPUNGAN

APAPUN. Baca dalam Yohanes 8:59; Lukas 4 : 29; Matius 17 : 2; Markus 9:2 yang
menggambarkan

kemampuan Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Tuhan saat dikepung.

Quote:

3) Tuhan itu Maha Mengetahui segala yang Gaib

- "Maka Engkau pun kiranya mendengarkannya di Sorga, tempat kediamanMU yang
tetap, dan Engkau kiranya mengampuni, bertindak, dan membalaskan kepada setiap
orang sesuai dengan segala kelakuannya, karena Engkau mengenal hatinya, sebab
Engkau sajalah yang mengenal hati semua anak manusia"(I Raja 8:39)

Yesus sedikit pun tidak tampak memiliki sifat ini.

- "Pada pagi-pagi hari dalam perjalanan-Nya kembali ke kota, Yesus merasa lapar.
Dekat jalan Ia melihat pohon Ara lalu pergi ke situ, tetapi Ia tidak mendapat
apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja"(Mat 21:18:19 )

- "Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat
di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri"(Mat 24:36)

- "Lalu kata Yesus: "Siapa yang menjamah Aku?" Dan karena tidak ada yang
mengakuinya, ber-katalah Petrus: "Guru orang banyak mengeru-muni dan mendesak
Engkau." Tetapi Yesus berkata: Ada seorang yang menjamah aku, sebab aku merasa
ada kuasa keluar diri diriKu" (Mat 8:45-46)

Yudas adalah salah satu dari kedua-belas murid Yesus. Dia mengkhianati Yesus.
Meskipun demikian, kata Yesus kepada mereka (termasuk Yudas):

"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak
manusia bersemayam di tahta kemuliaan-Nya, kamu yang telah mengikut Aku, akan
duduk juga di atas dua belas tahta untuk menghakimi kedua belas suku Israel"(Mat
19:28)

JAWAB :

* Matius 21:19

"Dekat jalan Ia melihat pohon ara lalu pergi ke situ, tetapi Ia tidak mendapat
apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja. Kata-Nya kepada pohon itu: 'Engkau
tidak akan berbuah lagi selama-lamanya!" Dan seketika itu juga keringlah pohon
ara itu.'"

Pohon ara adalah lambang bangsa Yahudi, yang berlimpah-limpah dalam daun-daun
pekerjaan keagamaan, tapi mandul dalam buah-buah kebenaran. Pengutukan pohon itu
menubuatkan nasib para pembesar Yahudi, yang saat itu siap untuk menolak Mesias
mereka. Israel Memang diumpamakan dengan pohon ara. Tindakan Yesus Kristus
melambangkan hukuman yang akan datang atas Israel yang tidak percaya. Israel
diumpamakan dengan pohon ara dalam Hosea 9:10, suatu bagian tentang hukuman
karena melanggar penjanjian Tuhan.

* Hosea 9:10

"Seperti buah-buah anggur di padang gurun Aku mendapati Israel dahulu; seperti
buah sulung sebagai hasil pertama pohon ara Aku melihat nenek moyangmu. Tetapi
mereka itu telah pergi kepada Baal-Peor dan telah membaktikan diri kepada dewa
keaiban, sehingga mereka menjadi kejijikan sama seperti apa yang mereka cintai
itu."

KA'ANÂVÎM BAMIDBÂR MÂTSÂ'TÎ YISRÂ'ÊL KEVIKÛRÂH VIT'ÊNÂH BERÊ'SYÎTÂH RÂ'ÎTÎ 'AVÔTÊYKHEM
HÊMÂH BÂ'Û VA'AL-PE'ÔR VAYINÂZRÛ LABOSYET VAYIHYÛ SYIQÛTSÎM KE'OHOVÂM

* Yudas 1:12

"Mereka inilah noda dalam perjamuan kasihmu, di mana mereka tidak malu-malu
melahap dan hanya mementingkan dirinya sendiri; mereka bagaikan awan yang tak
berair, yang berlalu ditiup angin; mereka bagaikan pohon-pohon yang dalam musim
gugur tidak menghasilkan buah, pohon-pohon yang terbantun dengan akar-akarnya
dan yang mati sama sekali."

Bandingkan dengan ayat Al~Qur'an ini:

* Q.S. 14:24-26,: "Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Tuhan telah membuat
perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan
cabangnya ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan
seizin Tuhannya. Tuhan membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya
mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk,
yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap
sedikitpun."

Sumber : Yohannes/Biblika

Quote:

4) Tuhan tidak mungkin bisa mati:

- "Dialah satu-satunya yang tidak takluk kepada maut, bersemayam dalam terang
yang tak terhampiri" (I Tim 6:16)

Yesus mati:

- "Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita" (Roma 5:6)

JAWAB :

Kedua konteks berbicara mengenai Perjanjian Lama dan Baru.

Sedangkan dalam Roma 5:6 ; Kristus harus mati sebagai korban penebusan dosa yang
jangan anda potong informasinya, bahwa Dia akan bangkit, karena kematian sudah
dikalahkan dan kuasa iblis dinyatakan sudah di bawah kaki Tuhan Yesus. (Roma 6:23)
Kematian itu menyatakan Tuhan Yesus mati sebagai manusia sempurna sebagai
pembelaan akan pembayaran hutang, namun Dia bangkit sebagai Tuhan yang
menggenapi hutang darah kita.

MANGAPA YESUS MATI?

Tuhan menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk
kita, ketika kita masih berdosa (Roma 5:6 )

Baca: Kitab Yesaya pasal 53 (seluruhnya)

Penebusan melalui kematian Kristus merupakan kebenaran yang mendalam sehingga
para cendekiawan pun tak mampu mengukur kedalamannya. Renungkanlah, Yesus, Anak
Tuhan, mati untuk menebus dosa-dosa kita!

Berbagai teori telah disampaikan untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi,
tetapi Kitab Suci mengajarkan bahwa kata "menggantikan" adalah kata yang paling
mendekati makna yang sebenarnya dari misteri yang luar biasa ini. Seorang
manusia yang tidak berdosa memikul dosa semua manusia.

Cliff Barrows bercerita tentang dua anaknya yang melakukan kesalahan. Meskipun
sudah diperingatkan, mereka tetap mengulangi pelanggarannya sehingga perlu
didisiplinkan. Hati Cliff yang lembut merasa terluka saat harus menghukum mereka
yang dikasihinya. Karena itu ia memanggil Bobby dan Bettie ke kamarnya, melepas
baju dan ikat pinggangnya, dan dengan punggung terbuka ia berlutut menghadap
tempat tidur. Ia meminta kedua anaknya untuk mencambuknya 10 kali. Mereka
menangis. Namun hukuman harus tetap dijalankan. Mereka menangis saat mencambuki
punggung ayahnya. Kemudian Cliff memeluk, mencium mereka, dan berdoa bersama. "Memang
terasa seperti sakit," katanya, "tetapi mulai sekarang aku tidak akan pernah
memukul mereka lagi."

Yesus sudah menerima cambukan untuk dosa kita semua. Kini Dia mengundang kita
untuk menerima pengampunan-Nya dan mempersembahkan sisa hidup kita kepada-Nya.
Dia ingin kita tahu keagungan kasih Bapa-Nya. Itulah alasan mengapa Yesus mati?

TUHAN SANG HAKIM TIDAK HANYA MENYATAKAN BAHWA KITA BERSALAH TETAPI JUGA MEMBAYAR
HUKUMAN KITA

* Yesaya 53

1 Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah
tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan?

2 Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering.
Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan
rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya.

3 Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa
menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap
dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan.

4 Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan
kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas
Tuhan.

5 Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena
kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan
kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.

6 Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya
sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kitasekalian.

7 Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya
seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di
depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.

8 Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah
yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan
karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah.

9 Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia
ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu
tidak ada dalam mulutnya.

10 Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia
menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya,
umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.

11 Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku
itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan
kejahatan mereka dia pikul.

12 Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan,
dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti
karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di
antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan
berdoa untuk pemberontak-pemberontak.

Juruselamat telah mati dengan cara yang sangat hina di atas salib. Mengapa
sangat hina? Karena di atas salib, kita hanya melihat orang yang ditolak oleh
Tuhan dan ditolak manusia. Paulus mengatakan "Terkutuklah orang yang tergantung
di atas kayu salib" (Galatia 3:13). Yesus menanggung kutuk Tuhan, ditolak oleh

Tuhan namun bukan karena dosa-Nya tetapi karena dosa kita. Begitu dalamnya
penderitaan dan pengorbanan Juruselamat kita sampai Ia mau mati dengan cara yang
sangat hina. Yesus mati dengan cara terhina agar kita mati tidak mengalami maut
dan kebinasaan.

Semua kutuk dosa telah ditanggung Yesus melalui kematian-Nya, sehingga kita
tidak menanggung kutuk saat kita mati. Sebagai orang Kristen, kematian bukan
sesuatu yang memalukan melainkan suatu kemuliaan dan keuntungan (Filipi 1:21).
Mati adalah suatu keuntungan karena kita langsung bersama-sama dengan Yesus
begitu kita mati, tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Tuhan. Betapa
besarnya kasih Juruselamat kita.

Quote:

5) Tuhan memberikan keselamatan:

- "TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan
orang-orang yang remuk jiwa" (Mzm 34-19)

Yesus sendiri minta keselamatan dari TUHAN:

- "Jiwaku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku" (Yoh
12:27)

JAWAB :

Kok dipotong ayatnya?

* Yohanes 12:27 lengkap adalah demikian :

Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku
dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini

Bagian ini bukan mengatakan Tuhan Yesus minta keselamatan, melainkan Tuhan Yesus
justru mengungkapkan misi utamaNya datang kedunia, dan Dia menghadapi bukan
dengan kegentaran untuk kemudian lari dari kehendak Tuhan melainkan datang untuk
menggenapiNya walau secara manusiawi, Dia gemetar akan hukuman yang akan
disandangNya, karena begitu berat hukuman tersebut!!

Sebaiknya untuk mengerti ayat yang tertulis diatas, hendaknya dibaca mulai dari
ayat 20 pada Yohanes pasal 12 ini. Judul perikopnya adalah : YESUS MEMBERITAKAN
KEMATIANNYA

Dalam perikop tersebut, Yesus mengetahui apa yang akan terjadi, karena Yesus
adalah Tuhan yang Maha Tahu, walaupun pada hal-hal tertentu Yesus membatasi
kemahatahuanNya tentang hari Kiamat.

Quote:

6) TUHAN tidak mungkin takut

Yesus takut:

- "Mulai dari hari itu mereka sepakat untuk membunuh Dia. Karena itu Yesus tidak
tampil lagi di muka umum di antara orang-orang Yahudi" (Yoh 11:53,54)

- "Yesus melarang murid-muridNya supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun
bahwa Ia Mesias"(Mat 16:20)

- "Ia pun pergi juga ke situ, tidak terang-terangan tetapi diam-diam"(Mat 26:39)

JAWAB :

Apakah ayat-ayat di atas mengungkapkan bahwa Tuhan Yesus takut?

Quote:

7) TUHAN tidak mungkin dapat diuji oleh siapa pun, tidak dalam arti baik atau
buruk.

- "Tuhan tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai
siapa pun" (Yak 1:13)

Yesus sendiri dicobai selama 40 hari oleh setan (Luk 4:1-13)

JAWAB :

Kedua ayat ini memiliki konteks yang berbeda. Karena kitab Yakobus adalah
penjelasan mengenai posisi

Tuhan terhadap yang jahat. Sedangkan Lukas yang dipertegas dalam kitab matius
pasal 4

adalah menyatakan Tuhan Yesus sebelum memulai pelayanan, Dia dicobai namun
menang, menang

atas keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup, cobaan yang tidak
dapat diatasi oleh

Adam dan Hawa dan juga kebanyakan dari kita, umatNya.

1 Yohanes 2:16 Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan
keinginan

mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.

Quote:

8) TUHAN itu baik.

- "Bersyukurlah kepada TUHAN sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya
kasih setia-Nya" (1 Taw 16:34)

Yesus menolak disebut baik:

- "Jawab Yesus mengapa kau katakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain
dari pada Tuhan saja" (Mrk 10:18)

JAWAB :

Ke-dua ayat diatas mempunyai konteks yang berbeda. 1 Taw 16:34 adalah menyatakan
bagaimana rasa syukur kita kepada Tuhan yang berlimpah kasih setiaNya tidak
pernah terputus, sedangkan bagian kedua dalam kitab Markus adalah menyatakan
bagaimana Tuhan Yesus, tidak mau dimanfaatkan sebagai pembenaran akan pengakuan
bahwa seseorang dapat dikatakan baik oleh karena melakukan perbuatan baik yang
dasar motivasi sesungguhnya adalah bukan karena masalah hati tetapi masalah
pengakuan dari orang lain dan bukannya Tuhan. Orang seperti ini sudah
mendapatkan upahnya, tetapi upah dari Tuhan tidak.

APAKAH YESUS MENOLAK DISEBUT BAIK?

* Lukas 18:18-27 "Orang kaya sukar masuk Kerajaan Tuhan"

18:18 Ada seorang pemimpin bertanya kepada Yesus, katanya: "Guru yang baik, apa
yang harus aku perbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"

18:19 Jawab Yesus: "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain
dari pada Tuhan saja.

18:20 Engkau tentu mengetahui segala perintah Tuhan: Jangan berzinah, jangan
membunuh, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan
ibumu."

18:21 Kata orang itu: "Semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku."

18:22 Mendengar itu Yesus berkata kepadanya: "Masih tinggal satu hal lagi yang
harus kaulakukan: juTuhan segala yang kaumiliki dan bagi-bagikanlah itu kepada
orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah
ke mari dan ikutlah Aku."

18:23 Ketika orang itu mendengar perkataan itu, ia menjadi amat sedih, sebab ia
sangat kaya.

18:24 Lalu Yesus memandang dia dan berkata: "Alangkah sukarnya orang yang
beruang masuk ke dalam Kerajaan Tuhan.

18:25 Sebab lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang
kaya masuk ke dalam Kerajaan Tuhan."

18:26 Dan mereka yang mendengar itu berkata: "Jika demikian, siapakah yang dapat
diselamatkan?"

18:27 Kata Yesus: "Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Tuhan."

Lukas 18:18-27. Dikisahkan ada seorang Kaya bertanya kepada Yesus dengan
keyakinannya bahwa dia adalah orang yang baik karena sudah menuruti semua hukum-hukum
Taurat dan perintah agama, demikian : [i]"Guru yang baik, apa yang harus aku
perbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" . Kemudian jawab Yesus: "Mengapa
kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Tuhan saja"

Jawaban Yesus ini merupakan jawaban yang sulit untuk dicerna, seolah-olah Yesus
menolak diriNya disebut baik. Siapapun akan tahu lawan kata baik adalah buruk/jahat.
Apakah benar demikian?

Mari kita coba pahami apa maksud pertanyaan orang kaya tadi kepada Yesus. Bahwa
Ketika dia melihat Yesus, dia tidak mengerti bahwa Yesus adalah Tuhan, tapi dia
hanya melihat Yesus sebagai "guru", dan oleh sebab itu, dia mengira Yesus adalah
juga seorang yang baik (Baca ayat 18) seperti pemahamannya terhadap dirinya
sendiri yang sudah berusaha menjadi orang baik.

Kemudian kita perhatikan jawaban Yesus yang juga merupakan pertanyaan balik di
ayat 19 ; "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari
pada Tuhan saja". Pertanyaan ini dilontarkan kepada orang itu sebab Yesus tahu
bahwa orang ini tidak melihat-Nya sebagai Tuhan. Orang kaya itu tahu betul bahwa
Yesus itu baik, tapi dia menyebut Yesus baik untuk alasan yang keliru. Orang
kaya itu mengira Yesus itu juga baik sebagaimana dia baik karena menuruti hukum-hukum
Tuhan.

Disini Yesus Kristus mengajarkan bahwa percaya pada kehidupan yang baik; atau
melakukan perbuatan yang baik tidak akan memberikan kehidupan kekal.

Dalam Yesaya 64:6 tertulis "Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan
segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti
daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin".
Sebab apabila untuk mendapat keselamatan didasarkan dengan perbuatan baik, untuk
apa Tuhan Yesus datang?. Sejauh mana kebaikan manusia bisa meraih kehidupan
kekal itu, jika kutuk dosa masih mencengkeram manusia.Sebab manusia akan tetap
berada dibawah murka Tuhan (akibat dosa manusia pertama). Hal ini memang tidak
semuanya diterangkan dalam satu perikop tersebut, tetapi kita tahu dari bagian-bagian
lain dari Alkitab banyak menjelaskan; walaupun kita berusaha menjalani kehidupan
sesempurna mungkin, namun satu dosa saja sudah cukup untuk membawa manusia ke
dalam neraka selamanya. Jadi manusia itu benar-benar membutuhkan seorang Penebus.
Yesus Kristus datang untuk menebus dosa-dosa manusia. Dia datang untuk
menyelamatkan manusia dari kutuk dosa.

Yesus adalah satu-satunya cara pemecahan masalah dosa-dosa kita dan memungkinkan
kita untuk mendapat kehidupan yang kekal seperti yang diharapkan oleh orang kaya
itu.

Quote:

9) Tuhan tidak mungkin tidur (Maz 121:3-4)

Yesus tidur :

- "Lalu mengamuklah taufan yag sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam
perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang
tidur di buritan di sebuah tilam." (Mrk 4:37,38)

JAWAB :

Posisi dalam kitab Markus, bisa menyatakan Tuhan Yesus itu kelelahan sehabis Dia
mengajar, dan beristirahat sama seperti manusia biasa sePerti kita, akan tetapi
implikasi yang lain dapat menyatakan bahwa Tuhan Yesus tidur hanya ketika Dia
akan melakukan suatu perbuatan yang besar yang bersifat memberikan pelajaran
kepada para muridNya waktu itu, akankah dalam kesulitan badai taufan yang
berkecamuk hebat seperti itu, mereka tetap beriman kepada Tuhan dan memiliki
kuasa atasnya?

Dalam kisah itu mengandung pengajaran bahwa Yesus berkuasa atas badai yang
mengamuk, dan murid-muridpun takjup akan kuasanya.

Quote:

10) Tuhan tidak terbunuh. Bila terbunuh, dia bukan TUHAN. Dikatakan:

- "Apakah engkau masih akan mengatakan di hadapan pembunuhmu: Aku adalah Tuhan!?
Padahal terhadap kuasa penikammu engkau adalah manusia, bukanlah Tuhan" (Yeh 28:9)

Tentang Yesus dikatakan:

- "Tuhan nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada
kayu salib dan kamu bunuh" (Kis 5:30)

JAWAB :

Ini adalah garis besar rencana Tuhan bahwa Tuhan Yesus sebagai manusia yang akan
menjadi korban pendamaian, harus mati agar kita ini dapat diselamatkan.
Konteksnya sudah jelas menyatakannya. Tidak perlu diperpanjang pembahasan ini,
karena kedua hal menyatakan posisi penjelasan dan KONTEKS yang berbeda.

Quote:

11) TUHAN yang menghidupkan orang mati:

- "Hanya kepada Tuhan yang membangkitkan orang orang mati" (II Kor 1:9)

Sedang Yesus sendiri, daripada menghidupkan orang mati, dia sendiri mati. TUHAN
yang membuatnya hidup.

- "Tuhan telah membangkitkan Dia dari antara orang mati." (Kis 13:3)

JAWAB :

Ayat yg diberikan tidak cocok.

Isi ayat sebenarnya :

Kisah 13:3 Maka berpuasa dan berdoalah mereka, dan setelah meletakkan tangan ke
atas kedua orang itu, mereka membiarkan keduanya pergi.

Quote:

12) Hanya orang suci hatinya yang bisa melihat TUHAN

- "Berbahagialah orang yang suci hatinya karena mereka akan melihat TUHAN" (Mat
5:8).

Bila Yesus itu TUHAN tentu mereka yang haus darah tak bisa melihat Yesus dan
bahwasanya memang TUHAN itu tidak tampak (I Tim 1:17).

JAWAB :

Ayat Sebenarnya :

1 Timotius 1:17 Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala
zaman, Tuhan yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin.

Secara singkat ayat-ayat yang sudah disampaikan justru malah memperkuat bahwa
Yesus adalah Tuhan dengan penggenapan nubuat dari Perjanjian Lama Terutana
Yesaya 53

Dari penjabaran2 diatas sudah jelas menyatakan Ketuhanan Yesus sudah dapat
membela DIRINYA sendiri!

Ketika Yesus datang ke dunia dalam wujud manusia masih memiliki sifat
ketuhananNya, antara lain Yesus mengampuni dosa (Lukas 5:25-26, Matius 9:2).
Yesus berkuasa melakukan mujizat (Mat 14:13-21, Markus 6:30-44, Luk 9:10-17, Yoh
6:1-13, Yoh 11:1-44 dan masih banyak lagi).

SifatNya yang omniscience tercatat dalam (Yoh 4:17-18, Matius 22:15-22 dll).
Walaupun demikian Yesus berada dalam batasan-batasan inkarnasi. Salah satunya
adalah Yesus tidak memiliki Omnipresent (Maha hadir), Yesus terikat kepada
ruangan dan waktu untuk sementara waktu saja. Saat Yesus tergantung diatas kayu
salib, Yesus tidak lagi Omnipotent karena untuk inilah Dia datang ke dunia
menebus manusia dari dosa dan mati diatas kayu salib. Tetapi tidak selama-lamanya
Yesus dalam batasan ini. Tidak selama-lamanya maut itu menguasaiNya.

Ketika Yesus bangkit dari kematian, Yesus ada dalam "tubuh kemuliaan" (Matius 28:9;
Lukas 24:3,15,30,31,40,42,50; Yohanes 20:17,22-29; 21:7,15). Tubuh Kemuliaan itu
tidak dapat dibatasi oleh pintu atau tembok atau lain-lain (Yesus kembali
menjadi Omnipresent). Tubuh itu adalah tubuh yang mulia dan tentu sesuai dengan
keadaan di bumi ini; oleh sebab itulah Tuhan Yesus harus naik ke sorga, suatu
tempat yang sesuai dengan tubuh rohani-Nya. Lagi pula sifat Yesus Kristus yang
lain daripada orang-orang di dunia ini menuntut supaya Ia keluar dari dunia ini
dengan cara yang ajaib. Ia masuk ke dalam dunia ini dengan cara yang ajaib, maka
patutlah Ia keluar dengan cara yang ajaib pula. Suatu kehidupan yang tidak
berdosa wajib berakhir dengan cara yang ajaib dan mulia. Demikian pula tubuh
orang-orang saleh yang akan diangkat akan serupa dengan tubuh kemuliaan Tuhan
Yesus itu (1Korintus 14:51,52). Yesus dalam tubuh kemuliaanNya terangkat ke
Surga dan Yesus akan datang kembali (second coming) dengan cara yang demikian.

Jadi, Yesus dalam status inkarnasi di dunia ini yang memang lebih rendah. Namun
ketika Yesus naik ke surga maka Yesus yang adalah Tuhan itu sendiri kembali
dalam pada eksistensiNya yang hakiki (Omnipresent, Omnipotent, Omniscience, dan
Maha segalanya):

* Ibrani 2:9

Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada
malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut,
dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Tuhan Ia
mengalami maut bagi semua manusia.

* Filipi 2:5-11

2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang
terdapat juga dalam Kristus Yesus,

2:6 yang walaupun dalam rupa Tuhan, tidak menganggap kesetaraan dengan Tuhan itu
sebagai milik yang harus dipertahankan,

2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang
hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat
sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

2:9 Itulah sebabnya Tuhan sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya
nama di atas segala nama,

2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang
ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,

2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan
Tuhan, Bapa!

Penjelasan diatas tentu tidak akan memuaskan "orang-orang yang belum percaya".
Tetapi kebenaran telah dibukakan bahwa Tuhan sungguh-sungguh mengasihi manusia
sehingga rela datang sebagai manusia sederhana yang melakukan karya agung dan
mulia yaitu misi keselamatan bagi semua umat manusia.

Tidak ada komentar: